Pengembangan Ikan Nila Salina Untuk Antisipasi Pemanasan Global

Ikan nila Salina terus di budidayakan dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi kebutuhan pasokan ikan nila di pasaran, mengoptimalkan lokasi budidaya (kolam/tambak) udang yang sudah tidak terpakai, dan merupakan suatu solusi dalam menghadapi pemanasan global yang terjadi di Indonesia. Pada artikel ini, paguyuban petani akan memberikan infomasi tentang pengembangan ikan nila Salina untuk antisipasi pemanasan global yang terjadi di Indonesia.

Ikan nila Salina terus di budidayakan dan dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas guna memenuhi kebutuhan pasokan ikan nila di pasaran, mengoptimalkan lokasi budidaya (kolam/tambak) udang yang sudah tidak terpakai, dan merupakan suatu solusi dalam menghadapi pemanasan global yang terjadi di Indonesia. Pada artikel ini, paguyuban petani akan memberikan infomasi tentang pengembangan ikan nila Salina untuk antisipasi pemanasan global yang terjadi di Indonesia. Karena jika terjadi pemanasan global, batas permuakaan air laut akan meningkat dan secara tidak langsung akan berimbas ke kolam budidaya ikan nila di sekitar lau tersebut. Hal ini menyebabkan kadar garam yang berada pada kolam ikan nila, akan menjadi bertambah karena dampak dari meningkatnya permukaan air laut tersebut.

 

Gambar : Paguyuban Petani

Benih ikan nila Salina ini didapatkan dari perkawinan induk-induk ikan yang memiliki kondisi genetik terpantau secara periodik dengan menggunakan marka DNA agar kondisinya dapat dipertahankan secara stabil. DNA yang diberikan ini adalah DNA Streptococcus SP yang dilakukan kepada induk ikan nila agar dapat menghasilkan dan meningkatkan ketahanan benih ikan nila Salina. Membudidayakan ikan nila ini dapat dilakukan di dalam perairan yang memiliki kadar garam yang tinggi, tempat yang dilakukan untuk budidaya pun tidak perlu terlalu besar. Oleh karena itu usaha budidaya ikan salina ini dapat dikembangkan oleh masyarakat kelas kecil menengah, waktu yang digunakan untuk budidaya pun sekitar 4-5 bulan. Ikan nila salina yang di budidayakan di air laut dapat memiliki ukuran yang lebih besar, dengan kandungan gizi yang cukup tinggi. Kandungan tersebut seperti, protein 78,76% yang sangat bagus untuk nutrisi otak, lemak 6,19%, serat kasar 4,2%, kandungan abu 10,84%, dan kandungan asam lemak omega 3,6 dan 9 yang tercukupi. Demikian informasi yang dapat diberikan oleh paguyuban petani mengenai pengembangan ikan nila salina untuk antisipasi pemanasan global.