Kolam Terpal Yang Digunakan Untuk Budidaya ikan Nila

Membudidayakan ikan nila merupakan salah satu cabang usaha yang cukup menjanjikan dari dulu hingga saat ini. Dalam penerapan budidayanya pun terbilang cukup beragam, mulai dari kolam tanah, kolam beton, jaring apung hingga kolam terpal. Dalam pembahasan yang akan diberikan paguyuban petani kali ini adalah mengenai penggunaan kolam terpal dalam proses budidaya ikan nila. Penggunaan kolam terpal kini cukup banyak digunakan oleh pembudidaya, karena jenis kolam ini tergolong lebih praktis dan mudah diaplikasikan ke lahan yang terbatas sehingga biaya yang dikeluarkan pun relatif lebih murah jika dibandingkan dengan kolam jenis yang lainnya.

Membudidayakan ikan nila merupakan salah satu cabang usaha yang cukup menjanjikan dari dulu hingga saat ini. Dalam penerapan budidayanya pun terbilang cukup beragam, mulai dari kolam tanah, kolam beton, jaring apung hingga kolam terpal. Dalam pembahasan yang akan diberikan paguyuban petani kali ini adalah mengenai penggunaan kolam terpal dalam proses budidaya ikan nila. Penggunaan kolam terpal kini cukup banyak digunakan oleh pembudidaya, karena jenis kolam ini tergolong lebih praktis dan mudah diaplikasikan ke lahan yang terbatas sehingga biaya yang dikeluarkan pun relatif lebih murah jika dibandingkan dengan kolam jenis yang lainnya. Setiap kolam budidaya yang digunakan, tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, termasuk berbudidaya dengan menggunakan kolam terpal ini. Berikut paguyuban petani berikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kolam terpal tersebut.

 image

Gambar : Paguyuban Petani

Kelebihan pertama dalam penggunaan kolam terpal adalah memiliki suhu air yang cukup stabil. Karena sebelum terpal di pasang, pada alas sekam disiram terlebih dahulu agar cepat mengalami kebusukan. Yang pada akhirnya dari proses pembusukan ini menghasilkan panas yang dapat menjaga suhu air pada taraf yang ideal. Oleh karenanya, kolam terpal mampu menahan fluktuasi suhu kolam yang biasanya terjadi saat perubahan musim, sehingga suhunya menjadi lebih stabil.  Kelebihan yang kedua adalah tidak ada bau tanah, sehingga ikan nila yang dihasilkan pun tidak berbau lumpur seperti jika di budidayakan pada kolam tanah. Dan ikan yang tidak berbau lumpur biasanya lebih disukai oleh para konsumen. Kelebihan yang ketiga adalah kolam terpal dapat diterapkan pada daerah yang kurang air. Misalnya pada kolam yang berada pada pesisir pantai/yang lahannya bersifat kering, dan memiliki kendala perairan. Kelebihan keempat adalah proses pemanenan yang dapat dilakukan cukup mudah, karena pada kolam terpal hanya terdapat sedikit lumpur atau malah tidak ada sama sekali sehingga proses pemanenannya menjadi mudah untuk dilakukan. Kelebihan keenam adalah cukup jarangnya ditemukan hama dan penyakit, karena dalam proses pembudidayaannya hanya dalam satu lingkup itu saja, yakni di dalam terpal. Dan hal ini menyebabkan kualitas hidup ikan nila menjadi lebih tinggi dan meningkatnya kekebalan tubuh ikan nila. Kelebihan ketujuh pengolahan kolam terpal lebih cepat, misalnya dalam proses persiapan kolam terpal tersebut. Yang termasuk dalam proses persiapan ini adalah proses pembersihan dan pengeringan kolam terpal sebelum digunakan kembali. Karena proses ini cukup berperan penting untuk memutus mata rantai bibit penyakit, dan membutuhkan waktu yang cukup cepat, paling lambat 1-2 hari saja. Dan kelebihan yang terakhir adalah padat penebaran benih dapat dilakukan lebih banyak. Karena kotoran ataupun sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam dapat lebih mudah dibersihkan sehingga ikan nila memiliki ruang gerak yang lebih luas dan hal ini cukup mendukung untuk melakukan penebaran benih ikan nila yang lebih banyak.

Selain beberapa kelebihan tersebut, penggunaan kolam terpal juga memiliki kekurangan. Berikut paguyuban petani berikan beberapa contoh kekurangan jika menggunakan kolam jenis terpal ini. Kekurangan yang pertama adalah perairan lebih cepat bau (bukan bau tanah) karena kolam terpal tidak memiliki bakteri alamiah seperti yang ada pada kolam tanah. Yang pada dasarnya bakteri-bakteri ini dapat membantu menguraikan pakan ikan yang tidak habis. Sehingga proses pembusukan pun menjadi lama dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Kekurangan kedua adalah tidak awet, jika kolam terpal ditempatkan pada lokasi yang jika musim kemarau terkena panas yang cukup banyak, dan jika musim penghujan terkana hujan. Perubahan kondisi dan cuaca ini cukup mempengaruhi kualitas terpal tersebut. Karena dapat menyebabkan lapuknya terpal yang digunakan untuk budidaya dan dapat mengurangi masa ketahanan terpal itu sendiri. Kekurangan yang ketiga adalah rawan terjadinya kebocoran pada terpal yang digunakan. Sehingga peletakan kolam terpal ini harus diperhatikan peletakannya, agar terhindar dari sudut-sudut lancip, dan juga hewan liar terutama hewan pengerat seperti tikus. Dan kekurangan yang terakhir adalah sedikitnya ion dan mineral didalam kolam terpal, karena hal ini berbanding terbalik dengan kolam tanah. Kolam tanah memiliki kandungan ion dan mineral yang cukup tinggi, sehingga ikan nila yang di budidayakan mendapatkan nutrisi yang semestinya. Oleh karenanya, penggunaan kolam terpal dapat mengurangi nutrisi yang diperlukan oleh ikan nila, terkecuali jika pembudidaya memberikan zat tambahan berupa mineral kedalam perairan kolam terpal. Demikianlah kelebihan serta kekurangan penggunaan kolam terpal dalam pembudidayaan ikan nila. Semoga artikel dari paguyuban petani ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada pembaca dan pembudidaya ikan nila, terutama yang menggunakan kolam terpal.