Dalam melakukan proses budidaya ikan nila, tentu saja ikan yang dibudidayakan tersebut membutuhkan nutrisi seperti; protein, lipid, energi, vitamin dan mineral di dalam makanan mereka guna mencukupi kebutuhan untuk melakukan proses pertumbuhan, perkembangan, proses reproduksi dan fungsi fisiologis yang lainnya. Di kesempatan kali ini, paguyuban petani akan memberikan penjelasan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi ikan nila.
Dalam melakukan proses budidaya ikan nila, tentu saja ikan yang dibudidayakan tersebut membutuhkan nutrisi seperti; protein, lipid, energi, vitamin dan mineral di dalam makanan mereka guna mencukupi kebutuhan untuk melakukan proses pertumbuhan, perkembangan, proses reproduksi dan fungsi fisiologis yang lainnya. Di kesempatan kali ini, paguyuban petani akan memberikan penjelasan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi ikan nila. Nutrisi ini dapat berasal dari berbagai sumber makanan alami atau buatan, misalnya plankton, bakteri, serangga, ikan kecil maupun dari pakan pelet atau dedak yang diberikan. Yang paling banyak memberikan asupan nutrisi pada dasarnya berasal dari makanan alami atau biota yang tumbuh di dalam kolam budidaya ikan nila tersebut. Namun jika makanan alami tidak tersedia, pembudidaya diharuskan untuk memberikan pakan lengkap bernutrisi yang biasanya berupa pelet. Oleh karena itu paguyuban petani akan memberikan beberapa penjelasan mengenai nutrisi apa saja yang terkandung di dalam pakan buatan/pelet tersebut. Kandungan nutrisi didalam pakan buatan tersebut seperti energi, protein & asam amino, mineral dan vitamin. Kebutuhan energi ikan nila merupakan salah satu kebutuhan nutrisi yang diperlukan ikan nila. Namun dalam perbandiangannya dengan ternak yang lain (seperti ayam & babi) kebutuhan energi ikan nila relatif lebih sedikit, yakni sekitas 1 kilo kalori = 4,19 kJ. Hal ini disebabkan karena ikan nila tidak harus mempertahankan suhu tubuh yang konstan, sehingga mereka menggunakan lebih sedikit energi dalam ekskresi limbah protein, serta lebih sedikit pula menggunakan energi untuk mempertahankan posisi di ruang karena daya apung netral mereka di dalam air. Untuk kandungan protein, mengisi sekitar 70% dari berat kering bahan organik di dalam jaringan tubuh ikan nila. Biasanya, tingkat pertumbuhan ikan nila akan berbanding lurus dengan tingkat kandungan protein dari pakannya, jika tingkatnya dalam kisaran 20-40% protein kasar. Ikan nila tidak membutuhkan protein murni, tetapi membutuhkan kombinasi seimbang antara 20 asam amino esensial dan non-esensial utama yang membentuk protein. Ikan nila akan memanfaatkan protein dari makanan dengan cara mencernanya menjadi asam amino bebas, yang kemudian diserap dalam darah dan di distribusikan ke jaringan seluruh tubuh dimana asam amino tersebut kemudian disusun kembali menjadi protein spesifik baru didalam jaringan tubuh ikan nila. Dan faktor ini dipengaruhi oleh spesies ikan, tahap kehidupan ikan nila, suhu air, konsumsi makanan, pemberian pakan harian, frekuensi makanan, komposisi asam amino dan jumlah energi nin-proteinnya.
Gambar : Paguyuban Petani
Sumber protein yang disukai oleh ikan nila berasal dari tepung ikan dan tepung kedelai, karena di dalamnya mengandung protein kasar dan asam amino esensial dalam presentase yang cukup tinggi, serta tersedia secara universal dengan harga yang cukup wajar. Selain itu, ikan nila membutuhkan hingga 22 mineral yang berbeda untuk pembentukan jaringan, proses metabolisme dan untuk menjaga keseimbangan osmotik antara cairan internal dan lingkungan peraian ikan nila. Beberapa mineral yang terlarut seperti kalsium sangat penting didalam makanan ikan nila dan dapat ditukar antara cairan tubuh dan air disekitarnya melalui selaput insang. Oleh karena itu kalsium menjadi salah satu nutrisi yang pokok untuk keberlangsungan hidup ikan nila. Jika ikan nila kekurangan kalsium, maka proses pertumbuhan dan nafsu makannya akan menurun serta mengalami kelainan bentuk tulang. mineral yang dibutuhkan, seperti natrium dan kalium sudah terkandung didalam bahan pakan buatan dan tidak perlu lagi menambahkan suplemen. Dan nutrisi yang terakhir dan dibutuhkan ikan nila adalah vitamin. Walaupun kadar diperlukannya hanya dalam jumlah sedikit, vitamin sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan normal, proses reproduksi dan kesehatan umum ikan nila. Kadar vitamin yang direkomendasikan untuk pakan pelet sekitar 25-100% diatas tingkat minimun untuk mencegah tanda-tanda kekurangan. Rekomendasi tersebut disesuaikan untuk perbedaan dalam kebutuhan vitamin individu karena spesies, tahap siklus hidup (khususnya daru 25 hingga 500 g), tingkat pertumbuhan, formulasi pakan, penyakit, tekanan yang dihasilkan dan fluktuasi normal di lingkungan, ketersediaan hayati, dan respons metabolik. Asam akrobat/vitamin C merupakan vitamin yang cukup berperan sebagai nutrisi penting dalam pakan ikan nila, karena memiliki fungsi dalam menjaga kekebalan tubuh ikan nila, lebih tepatnya dalam proses detoksifikasi bahan kimia beracun dan banyak fungsi fisiologisnya sebagai agen pereduksi metabolisme. Jika ikan nila mengalami kekurangan vitamin, maka efek yang ditimbulkan berupa berkurangnya tingkat pertumbuhan ikan nila serta berkurangnya pergerakan dan nafsu makannya.